Sabtu, 05 Januari 2013

Budaya Kehamilan dan Persalinan

BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
          Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Aspek social budaya ini mencakup pada setiap trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi hal ini. Oleh karena itu, kami akan membahas hal tersebut dalam makalah ini.    
B.RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaiman Aspek social budaya yang terjadi pada trimester kehamilan?
2.      Bagaimana Aspek sosial budaya yang terjadi pada persalinan ?
C.TUJUAN
          Untuk menambah wawasan kita dalam mempelajari aspek budaya social yang berkaitan dengan  trimester kehamilan serta persalinan.  
D.SISTEMATIKA PENULISAN
          Bab 1 berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan
            Bab 2 berisi pembahasan
            Bab 3 berisi penutup yang berisi kesimpulan dan saran
BAB 2
PEMBAHASAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA  TRIMESTER KEHAMILAN
          Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga pertumbuhan.Memahami perawatan kehamilan adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.fakta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia masih banyak ibu ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, hal alamiah dan kodrati.Mereka merasa tidak perlu memerikasakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.Masih banyaknya ibu ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.Resiko ini bari diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.Hal ini kemungkinan disebabkan  oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalhan permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh factor nikah diusia muda yang masih banyak dijumpai didaerah pedesaan.Disamping itu dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku yang menyebabkan istri mengalami kehamilan berturut turut dalam jangka waktu yang relative pendek, menyebabkan ibu mengalami resiko tinggi fakta saat melahirkan.
            Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.Sementara kegiatan mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negative terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heraan kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama dipedessaan.Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan meyebabkan perdarahan yang banyak.Sementara disalah satu daerah jawa barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.Dimasyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.Contoh lain didaerah Subang pantang makan dengan piring yang besarkarena khawatir bayinya akan besar sehingga mempersulit persalinan.Dan memangselain ibunya kurang gizi berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.Selain itu larangan untuk memakan buah buahan seperti pisang, nanas, ketimun dll bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat didaerah pedesaan.
            Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah .Data survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.Bebrapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek  persalinan oleh dukun yang membahayakan si ibu.Penelitian iskandar dkk menunjukkan beberapa tindakan dan praktek  yang membawa resiko infeksi seperto “ngolesi”(membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), “kodok” ( memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk mengeluarkan placenta) atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama bejam jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
            Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari.Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek praktek tradisional tertentu masih dilakukan.Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan , infeksi, eksklamsia(keracunan kehamilan).
            Kondisi kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan professional  dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan.Namun kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada factor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga.Umunya terutama didaerah pedesaan keputusan terhadap perawatan medis apa yang dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau keputusan berada ditangan suami yang seringkali panic melihat keadaan krisis yang terjadi.Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.Tidak jarang pula nasehat nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
            Keadaan ini sering kali pula diperberat oleh factor geografis dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi atau oleh factor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu kerumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari  faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan,faktor giografis dan kendala ekonomi,keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan. Selain pada masa hamil,pantangan-pantangan atau anjuran masih berlaku juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya,ada makanan  tertentu yang sebaiknya di konsumsi untuk memperbanyak produksi  ASI, ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional ,ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh.
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA PERSALINAN
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Memang,rumput Fatimah bias membuat mulas pada ibu hamil,tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi,harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya.soalnya,rumput ini hanya boleh diminum pada pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm,letak kepala bayi sudah masuk panggul,mulut rahim sudah lembek atau tipis,dan posisi ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di bawah atau  bayinya sungsang,tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Tarlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini,bias-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau,akhirnya dilakukan jalan operasi.
Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan,akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar. Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal,apalagi disertai gatal,bau,dan berwarna. Jika terjadi,segera konsultasikan ke dokter. Ingat,bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terenfeksi,bias mengakibatkan peradangan selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancer bukan keputihan,melainkan air ketuban. Itulah mengapa ,bila air ketuban pecah  duluan,persalinan jadi seret.
Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Minyak kelapa,memang konotasinya bikin lancer dan licin.namun dalam dunia kedokteran,minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin. Mungkin secara psikologis,ibu hamil meyakini,dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya.
Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup,sebaiknya jangan minum madu karena  bias mengakibatkan overweight.bukankah madu termasuk karbonhidrat yang paling,tinggi kalorinya. Jadi,madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang di tentukan,sebaiknya segera dihentikan.akan halnya telur tak masalah,karena mengandung protein yang juga menambah kalori.
Makan duren,tape,dan nanas bisa membahayakan persalinan.ini benar karena bisa mengakibatkan pendarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol,jadi panas ke tubuh.begitu juga tape. Untuk masakkan yang menggunakan arak ,sebaiknya dihindari. Buah nanas juga,karena bisa mengakibatkan  keguguran.
Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket,hingga mempersulit persalinan.yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi,melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak,missal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar.hingga,bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
Sebenarnya,kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu. Faktor  fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu,terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas,bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioprasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan, faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu,apakah pernah menderita diabetes,hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil,apakah mencukupi atau tidak; dan lingkungan sekitar, apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan,berdasarkan penelitian,ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif,sulit konsentrasi dalam belajar,kemampuan komunikasi yang kurang,dan tidak bisa kerja sama.
Bab 3
PENUTUP
KESIMPULAN
-Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi yang dikarenakan adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.
-Pada zaman dahulu persalinan ditolong dengan seorang dukun sehingga banyak resiko yang datang pada seorang ibu hamil.
-Minum minyak kelapa memudahkan persalinan karena Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancer dan licin, namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin.
-banyak pantangan pantangan oleh budaya orang dahulu yang merupakan mitos yang berbahaya pada ibu hamil jika melanggar budaya tersebut.
SARAN
          -budaya yang ada harus  dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu hamil dan jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.
-Pergunakanlah makalah ini dengan baik untuk mata kuliah ilmu social budaya agar dapat menambah sedikit wawasan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu (2003).ilmu social dasar.Jakarta:Penerbit PT Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri (2004).Pembelajaran Moral.Jakarta:Penerbit PT Rineka Cipta.
Sulaiman, Munandar (2005).Ilmu Budaya Dasar.Bandung:PT Refika Aditama.
http://www.indonesiamedia.com/budaya-0504-bhinneka.htm

 
Literatur terkait : Download Disini

Bisa juga baca di blog saya yang lain (klik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar